Di
sebuah desa, tepatnya di sebuah rumah sederhana, hiduplah sepasang
suami istri yang bernama Pak Heka dan Ibu Jijah. Bu Jijah tersebut
sedang mengandung 9 bulan yang sebentar lagi seorang anak pertama mereka
akan lahir yang nantinya akan diberi nama Yhana Widea.
Pak Heka : “Tidak usah repot-repot bu,ibu kan sedang
mengandung tua, sudah biar bapak bikin sendiri!”.
Bu Jijah : “Tidak apa-apa pak, cuman buat kopi saja.
Sebentar ya pak”. Istri menuju ke dapur
Tiba-tiba suara gelas pecah di dapur mengagetkan bapak yang sedang menunggu kopi buatan ibu.
Bu Jijah : “Pak……Bapak… tolong saya!” teriak sang istri
Pak Heka : “Astaghfirullah, buk ibu kenapa? Kenapa bisa begini?”
Bu Jijah : “Arghhh………Pak perut saya sakit, sepertinya mau
melahirkan “.
Pak Heka : “Ayo bu saya bawa ke rumah sakit”
Sesampainya di rumah sakit..
Pak Heka : “Dok tolong istri saya, dia mau melahirkan dok “
Bu Eni : “Arghhhhh, sakit…” Bu Jijah merintih kesakitan.
Dr .Hudan : “Oke ibu tarik napas dulu, buang! Tarik napas, Buang !
sekarang dorong bu pelan- pelan iya bagus, tarik napas lagi
dan dorong bu. Yah…!”
Dr. Hudan : “Selamat anak ibu dan bapak berjenis kelamin perempuan”
Pak Heka : “Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah. Kau selamatkan istri dan anakku.
Dokter, Terima kasih Dok,” ungkapan gembira Pak Heka dan tangisan
gembira Bu Jijah tak tertahankan.
Dr. Hudan : “Tapi, pak sepertinya bayi anda mengalami kelainan. Apa sebelum menuju
ke rumah sakit ada terjadi kecelakaan?”
Pak Heka : “Tak ada dok!”
Bu Jijah : “Sebenarnya ada dok, Tadi saya terjatuh di dapur dan mengenai ujung
meja. Lalu perut saya langsung sakit dok”
Dr. Hudan : “Nah itu yang menyebabkan mata kiri anak ibu terkena benda keras dan
sekarang dalam keadaan cacat.”
Pak Heka : “Apa? Cacat? Kenapa bisa?apa tidak bisa disembuhkan, dok?”
Dr. Hudan : “Sebetulnya bisa pak, tapi kita membutuhkan donor mata untuk bayi
bapak, dan harus segera karna jika satu minggu ini tidak dioperasi mata
kiri anak bapak akan permanen buta”
Bu Jijah : “Pak… maafkan ibu pak, ini salah ibu. Dok mata saya saja yang harus
didonorkan ke anak saya dok. Cepat operasi sekarang saja dok, supaya
mata anak saya tidak permanen buta.”
Pak Heka : “Sudah buk, jangan buru-buru ambil keputusan. Nanti tambah parah bu”
Bu Jijah : “Enggak pak. Sudah ikhlaskan saja ibu. Yang penting anak kita sehat!”
Pak Heka : “Ya sudah terserah ibu. Dok, tolong lakukan yang terbaik buat istri dan anak
saya ya dok!”
Dokter : “Iya. Pasti saya usahakan, pak !”
Beberapa tahun Kemudian…
Yhana : “Bu, Yhana berangkat dulu ya”.
Ibu : Iya, nak. Ini bekal buat kamu”.
Yhana : “Makasih ya, bu”
Tiba-tiba 3 orang teman Yhana datang mengejek ibu Yhana.
Jefri : “Teman-teman, sepertinya teman kita ini ibunya ada yang seperi bajak laut
nih”
Irfan : “Kok Bisa kayak bajak laut?”
Eko : “Ya bisalah, kan matanya cuman satu. Jadi persis kayak bajak laut deh”
Jefri : “Haha… udah jelek kayak bajak laut lagi”
Jefri dan Eko tertawa dengan senangnya. Sedngkan Irfan hanya senyum saja.
Yhana : “Aahhhh, mendingan ibu tadi gak usah nganterin aku. Kenapa sih ibu selalu
bikin sial?”
Beberpa jam kemudian Yhana pulang dan langsung memarahi ibunya
Yhana : “Sebaiknya mulai sekarang ibu nggak usah lagi nganterin dan datang ke
sekolahku!”
Ibu : “Memangnya kenapa, nak? “
Yhana :“Ibu tuh selalu bikin aku malu, bu..!”
Ibu : “ ya sudah kalau itu maumu!”
Di lain tempat, 3 teman Yhana sedang berbincang tentangnya.
Irfa : “Eh eh, Yhana itu kasihan banget yah, udah ibunya buta, ditinggalkan bapaknya kerja”
Eko : “Iya yah,Banyak nasib buruk langsung menimpa dia”
Jefri : “Lagian masih untungan aku dibanding dia, orang tuaku lebih kaya juga”
Eko : “Iya yah, kita juga punya mobil pula.”
Bertahun-tahun
kemudian Sari sudah menduduki bangku SMA. Ternyata sikapnya makin
melunjak dan saat ini sari masih belum juga berubah.Setalah sari
beragkat sekolah disana dia bertemu dengan teman SMA-nya yang sekaligus
dulu teman SD-nya
Irfan : “Yhani, kalau boleh tau,rumah kamu itu dimana sih? Aku nanti pulang sekolah
kerumahmu ya? Lagi bosen di rumah. Orang tuaku juga pergi ke luar kota
semua.”
Yhana : “Jangan, Rumahku masih kotor karena pembokatku baru aja pulang kampung”
Irfan : “Alah.. kalau begitu boleh aku minta nomer handphonemu?
Yhana : “Ada sih tapi gak hafal, Besok aja yah”
Irfan : “Ya sudah”
Yhana : “Eh, aku pulang duluan ya!”
Sepulang Jijah dirumah…
Yhana : “Bu, Hari ini ibu harus membelikan aku HP,laptop dan alat-alat kosmetik!”
Ibu : “Tapi ibu nggak punya uang, nak, mau dapat dari mana, uang yang dikirim bapakmu
itu sudah hampir habis.”
Yhan : “Itu bukan urusanku, ibu kan bisa menghutang!”
Ibu : “ Bagaimana kalau belinya minggu depan . ibu akan usahakan mulai dari
sekarang”
Yhan : “ Nggak bisa ! kalau ibu tidak membelikan nya, aku gak akan sekolah!”
Ibu : “ Baiklah akan ibu pinjamkan uang dulu ya, nanti kamu yang beli.”
Yhana : “ Yaudah cepet!”
Setelah membeli yang diinginkannya, keesokan harinya Yhana pergi ke sekolah menemui teman-temannya dan memamerkan HP barunya.
Yhana : “Fan, katanya kamu minta nomer hape ku?”
Irfan : “Oh ya, mana hapemu?”
Yhana : “Nih..” Memamerkan dengan sombongnya.
Irfan : “Hape baru ya? “
Yhana : “Yaiya dong “
Tiba-tiba ibu Yhana datang.
Ibu : “Yhana, ini uang sakumu tadi ketinggalan. Jadi ibu terpaksa mengantarkan ini ke
sekolahmu”
Yhana : “Sudah kubilang kan, bu! Jangan pernah datang ke sekolah”
Irfa : “Yhana, jangan begitu sama ibu kamu!”
Sari : “ Sudahlah, ini bukan urusan kamu, Fan. Pergi sana ! Semua ini gara-gara ibu.”
Ibu : “ Yhana… Yhana..
Setiba di rumah, Yhana mengemasi barang-barangnya.
Ibu : “Kamu mau ke mana, nak ?”
Yhana : “Sudah, bukan urusan Ibu, Aku gak mau punya ibu cacat kayak kamu!”. Sambil
membereskan barang-barangnya.
Ibu : “Tapi ibu bisa jelaskan, nak, Tolong jangan pergi! “
Sari : “Ahhh…..” sambil mendorong ibu
Yhana pun meninggalkan ibunya. Dan ia pun tak bersekolah. Tka tau peri kemana.
Sebulan kemudian, karena terbelilit hutang, Ibu Jijah ditagih seorang rentenir
Syahrul : “Ibu Jijah…”
Ibu : “Iya sebentar.” Sambil membuka pintu.
Syahrul : “Bu, mana sisa pembayaran hutang Ibu? Yang dulu kan ibu cuman bayar separuh”
Ibu : “Baiklah ini saya bayar”
Syahrul : “Ibu pikir uang segini cukup? Hutang ibu itu juga ada bunganya, jadi tidak cukup”
Ibu : “Tapi saya tidak punya uang sebanyak itu”
Surya : “Bos, bagaimana kalau rumahnya kita sita saja”
Syahrul : “Benar sekali kamu, Sebaiknya kamu seret ibu tua ini dari rumah ini. Dan ambil barang-barangnya.
Surya : “Baik, boss, Cepat ibu pergi dari sini, ini barang-barangmu” sambil menjatuhkan Ibu Jijah
Ibu : “Jangan, pak, tolong beri ibu kesempatan lagi, ibu mohon.”
Surya : “Ahhh, Tidak bisa cepat pergi!”
Ibu pun pergi dengan sangat sedih dan mencari keberadaan Yhana,
anaknya. Ia mencari rumah demi rumah, dan menanyakan keberadaan anaknya
dan diketahui bahwa anaknya sudah menikah dan hingga sampailah Ibu Jijah
di rumah Yhana.
Syuaul : “Ma, Kopi buat papa mana?”
Sari : “ Iya ini sebentar, pa.”
Setelah selesai membuat kopi untuk suaminya..
Yhana : “Ini, pa kopinya.
Syuaul : “Makasih, ma.”
Yhana : “Mama ke belakang dulu ya, pa”
Syuaul : “iya, ma.”
Yhana pergi ke dapur dan Syuaul kembali membaca koran. Lalu ia melihat
seorang ibu tua dating, lalu menyuruh ibu itu untuk duduk.
Syuaul : “Silahkan ibu duduk dulu sini, Ibu mencari siapa?”
Ibu : “Ibu mencari anak ibu yang namanya Yhana.“
Syuau : “Oh, kebetulan isteri saya namanya Yhana, Mungkin dia anak ibu, sebentar ya, bu saya panggilkan.”
Ibu : “Terima kasih, nak”
Syuaul : “Ma.. Ini ada tamu”
Yhana : “Sebentar, pa…”
Syuaul : “Ini ma, ibu ini mencari anaknya, kebetulan nama mama kan Yhana.”
Ibu : “ Yhana…. Kamu ke mana saja nak? Ini ibu, ibu kawatir sama kamu”
Yhana : “Kamu siapa sih?”
Ibu : “Ini ibu, nak “
Sari : “Sebaiknya kamu pergi dari sini! Cepat pergi!”
Syuaul : “Mama kok gitu sih, dia orang tua aku juga, harus kita hormati”
Yhana : “Orang tua? Dia bukan orang tua kita, ibu jangan ngaku-ngaku ya!”
Syuaul : “Jangan bentak-bentak juga, ma!”
Yhana : “Tapi…….”
Syuaul : “ Tapi apa? hah?”
Yhana : “ Ah…… Nggak tau deh, pa”
Yhana pun langsung pergi ke dalam rumah.
Syuaul : ”Maafkan kelakuan istri saya, bu.”
Ibu : “Iya, nak tidak apa-apa. Sebaiknya ibu pulang dulu ya, nak.”
Syuaul : “iya, bu. Sekali lagi kami minta maaf.”
Keesokan harinya 2 orang yaitu dulu teman SD dan SMA-nya datang ke rumah Yhana
Jefri : “Assalamu`alaikum…. Yhana ! “
Yhana : “Iya tungggu sebentar”
lalu membukakan pintu.
Eko : “Kamu masih ingat kami kan ?”
Sari : “Iya aku ingat kalian, memang ada apa kalian kemari?”
Jefri : “Kita cuman mau ngasih surat ini ke kamu, itu dari ibumu dan kami memberitahukan kalau ibu kamu meninggal?”
Sari : “Apa?”
Eko : “Iya ibu kamu sudah meninggal, ya sudah, Yhan. Kami pulang dulu. Assalamu`alaikum”
Yhana pun membuka surat dari ibunya
“Anakku Yhana, ibu senang sekali karena kemarin sudah sempat bertemu
denganmu, ibu minta maaf ke kamu, ibu punya salah banyak, sebenarnya ibu
mau menceritakan ini dari dulu tetapi situasi tidak memungkinkan. Waktu
dulu kamu lahir, mata kiri kamu cacat, maka dari itu ibu mendonorkan
mata ibu untuk kamu, makanya jangan benci ibu ya, nak, ibu cuman pengen
kamu tahu pengorbanan ibu itu berat, tapi ibu rela cacat asalkan kamu
tidak cacat. Ibu selalu sayang kamu”
Akhirnya,
Yhana menangis terseduh-seduh, dan dia sungguh-sungguh menyesali
perbuatannya sampai dia tidak memaafkan dirinya sendiri.
terharu :(
BalasHapus:(
HapusIh aku kesannya jahat banget 😂😂
BalasHapus